TIDAK IKUT. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir (kiri) dan Sekretaris Umum Dr Abdul Mu'ti, menyatakan, Muhammadiyah secara kelembagaan tidak ikut serta dan terlibat dalam aksi demo yang akan dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Jakarta dan berbagai kota lainnya se-Indonesia, 4 November 2016. (int)
------
Kamis,
03 November 2016
Muhammadiyah
Tidak Ikut Aksi Unjukrasa 4 November
MAKASSAR,
(MUHAMMADIYAH SULSEL).
Muhammadiyah secara kelembagaan tidak ikut serta dan terlibat dalam aksi demo
yang akan dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Jakarta dan
berbagai kota lainnya se-Indonesia, 4 November 2016, terkait dengan dugaan
penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Jika ada warga (pengurus dan kader)
Muhammadiyah yang ikut demo sebagai hak demokrasi, maka keikutsertaan mereka
merupakan sikap pribadi, sehingga tidak diperkenankan membawa atribut
Muhammadiyah, terutama bendera, menggunakan fasilitas dan dana persyarikatan
untuk kepentingan demonstrasi.
“Segala akibat yang timbul merupakan
tanggungjawab pribadi,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar
Nashir, dan Sekretaris Umum Dr Abdul Mu'ti, dalam Pernyataan Pers PP
Muhammadiyah tentang rencana aksi 4 November 2016, bernomor 552/PER/1.0/A/2016,
yang ditandatangani di Jakarta, 1 November 2016.
Muhammadiyah mengimbau umat Islam agar tidak
menghabiskan seluruh energi untuk melakukan aksi-aksi yang bersifat politis.
“Masih banyak tugas berat dalam rangka
mengamalkan Al-qur'an. Banyak alternatif yang lebih strategis, efektif, aman,
dan damai untuk menyampaikan aspirasi dan perjuangan. Diperlukan komunikasi
politik dan aliansi strategis di antara umat Islam sehingga perjuangan dapat
tercapai,” kata Haedar.
Kepada
mereka yang akan mengikuti aksi demonstrasi, Muhammadiyah mengimbau agar
melakukannya dengan penuh kesantunan dan keadaban yang mencerminkan akhlak
Islam dan budaya bangsa Indonesia yang berkepribadian utama.
“Aksi demonstrasi hendaknya dilakukan
dengan mengindahkan ketentuan hukum, sikap toleransi, dan menghormati mereka
yang tidak mengikuti demonstrasi, karena perbedaan aspirasi, sehingga tidak
menimbulkan perpecahan di kalangan umat islam dan bangsa Indonesia,” kata Haedar.
(as)
Komentar
Posting Komentar