WORKSHOP. Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Said Tuhulelei, memberikan sambutan dan pengarahan pada “Workshop Pertanian Terpadu” yang diikuti 150 peserta, di Aula Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Selasa, 7 Oktober 2014. (ist)
------------------
Perlu Banyak Menyapa Petani dan Nelayan
Petani dan nelayan adalan dua komunitas yang sering termarginalkan. Mereka sering diabaikan. Padahal peran dan kontribusi mereka sungguh besar, terutama dalam membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat luas.
Menyadari hal tersebut, Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar di Tanah Air, melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), membuat program yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan.
Program tersebut antara lain “Workshop Pertanian Terpadu”, seperti yang dilaksanakan, di Aula Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Selasa, 7 Oktober 2014.
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Said Tuhulelei, pada kesempatan tersebut mengatakan, Muhammadiyah perlu lebih banyak menyapa para petani dan nelayan dalam upaya meningkatkan kualitas dakwah menuju peradaban modern.
“Para petani dan nelayan perlu diberikan pembinaan pertanian terpadu ramah lingkungan guna meningkatkan tingkat perekonomian menuju masyarakat utama, adil, makmur, dan sejahtera,” ungkapnya.
Workshop Pertanian Terpadu yang dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi MPM Muhammadiyah se-Sulsel, dan dihadiri Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Syaiful Saleh, diikuti 150 peserta.
Said Tuhuleley, mengatakan, kondisi umat dewasa ini, terutama kaum tani dan nelayan, umumnya masih terpinggirkan dan hampir rata-rata kondisi ekonomi mereka masih masuk kategori miskin.
Kondisi pertanian mereka selalu tidak beruntung, karena tersangkut dalam persoalan pengelolaan pertanian yang masih relatif rendah. Semua itu akan memengaruhi sumber kehidupan ekonomi mereka, termasuk dalam kualitas aqidah, akhlak, dan ibadah.
“Dalam kondisi seperti itulah, Muhammadiyah perlu banyak menyapa mereka dengan memberikan solusi yang tepat dan memberikan bimbingan langsung dengan model pendampingan yang cerdas, yakni membantu mereka untuk membuat pupuk sendiri dan memberikan bibit unggul yang baik, sehingga dengan kesemuannya itu, mereka dapat menjadi petani yang berkualitas yakni, cerdas dan memiliki akhlakul kharimah yang baik, serta kualitas ibadah yang tidak diragukan,” tutur Said.
Ketua MPM Muhammadiyah Sulsel, Husni Yunus, mengatakan, program workshop pertanian terpadu merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kualitas hidup para petani menuju pada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Melalui program ini, MPM Muhammadiyah Sulsel menjadi pelopor program dakwah berbasis pertanian terpadu, khususnya dalam menyongsong pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah tahun 2015 di Makassar,” papar Husni.
Rapat Koordinasi MPM Muhammadiyah se-Sulsel, tambahnya, melahirkan empat program, yakni membuat metode dakwah berbasis pertanian terpadu, temu tani dan nelayan nasional 2015 di Kabupaten Gowa, serta panen raya hasil pertanian terpadu di enam kabupaten yakni Enrekang, Palopo, Pangkep, Gowa, Bone, dan Wajo pada tahun 2015. (asnawin/r)
Komentar
Posting Komentar