Setelah sukses dengan program Gerakan Seribu Buku yang menghasilkan Rekor MuRI (Museum Rektor Indonesia) dan penghargaan dari Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, Prof Qadir Gassing selaku Rektor UIN Alauddin kemudian mengalihkan perhatiannya kepada perbaikan metodologi pengajaran. (Foto: Asnawin)
-------------
Prof Qadir Gassing:
Wujudkan Impian di UIN Alauddin
Setelah sukses dengan program Gerakan Seribu Buku yang menghasilkan Rekor MuRI (Museum Rektor Indonesia) dan penghargaan dari Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, Prof Qadir Gassing selaku Rektor UIN Alauddin kemudian mengalihkan perhatiannya kepada perbaikan metodologi pengajaran.
“Saya melihat teman-teman dosen sudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan metodologi pengajaran, tetapi masih ada juga yang melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara klasik,” katanya kepada “Majalah Almamater”, di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Peraih gelar doktor konsentrasi Syari’ah/Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 2001 dengan predikat cumlaude, bertekad mengubah metodologi atau melakukan modifikasi pengajaran.
Dirinya menginginkan dalam proses belajar mengajar, bukan hanya dosen atau mahasiswa yang aktif, melainkan keduanya sama-sama aktif.
“Dosen tidak boleh hanya menyuruh mahasiswa turun ke kolam sedangkan dirinya hanya memberi aba-aba dari atas, tetapi dosen juga harus turun ke kolam memberikan contoh,” kata Qadir.
Seorang dosen, lanjutnya, harus memiliki dua kompetensi, yaitu kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Kompetensi profesional menyangkut penguasaan materi, sedangkan kompetensi pedagogik menyangkut cara mentransfer ilmu kepada mahasiswa.
Dengan dua kompetensi tersebut, kata Qadir, proses belajar mengajar dan proses transfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa dapat berlangsung efektif.
Pembangunan Karakter
Program kerja lain yang dipacu Qadir Gassing dalam empat tahun kepemimpinan-nya selaku Rektor UIN Alauddin yaitu prog-ram pembangunan karakter atau Character Building Program (CBP).
Program pembangunan karakter yang kemudian mengilhami munculnya istilah UIN Alauddin sebagai “Kampus Peradaban”, dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu Baca Tulis Al-Qur’an yang disingkat BTQ (termasuk kepada mahasiswa non-muslim yang kuliah di UIN Alauddin), penguasaan bahasa asing (bahasa Arab dan bahasa Inggris), serta pelatihan pendidikan karakter atau Character Building Training (CBT).
Program pembangunan karakter ini awal-nya kurang dipahami oleh sebagian civitas akademika, tetapi setelah dijelaskan dan diterapkan, hasilnya sungguh luar biasa.
“Frekuensi aksi demonstrasi mahasiswa menurun drastis dan demonya pun tidak lagi anarkis,” ujarnya.
Melalui program pembangunan karakter tersebut, alumni UIN Alauddin diharapkan siap menghadapi tantangan global, karena mereka telah memiliki modal yang memadai, yaitu iman yang kuat, bahasa Arab dan bahasa Inggris yang baik, kompetensi akademik yang kompetitif, serta karakter baik yang tangguh (akhlak yang mulia).
Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit
Impian lain yang dibangun di UIN Alaud-din yaitu pembukaan Fakultas Kedokteran dan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UIN Alauddin. Impian tersebut sudah ada sebelum Qadir Gassing menjabat sebagai rektor, tetapi proses untuk meraih impian itu semakin dipacu agar lebih cepat terwujud dari yang dibayangkan sebelumnya.
“Persiapannya sudah sangat mantap. Anggaran pembangunan rumah sakitnya secara keseluruhan sebesar Rp 224 miliar,” paparnya.
Mahasiswa Baru Membludak
Perubahan dan peningkatan lain yang dica-pai UIN Alauddin dalam tiga tahun kepemim-pinan Qadir Gassing sebagai rektor, yaitu membludaknya pendaftar calon mahasiswa baru.
Pada tahun akademik 2011/2012, ketika dirinya terangkat jadi rektor, jumlah pendaftar “hanya” sekitar 9.000 orang, sedangkan kuota yang tersedia hanya sekitar 2.000 kursi.
Jumlah tersebut terus-menerus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai angka 40.000 pendaftar pada 2013/2014, yang diiringi peningkatan kuota kursi sebanyak 5.500.
“Saya dan kawan-kawan terjun langsung ke lapangan. Kami ke sekolah-sekolah dan ke pondok pesantren.
Sampai-sampai ada kiyai pimpinan pondok pesantren yang mendatangi saya, karena santrinya banyak yang mendaftar tetapi hanya sedikit yang lolos seleksi calon maba,” ungkap Qadir, seraya menambahkan bahwa dirinya tidak pernah membayangkan sebelumnya. (Asnawin)
Biodata
Nama: Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS
Tempat/Tgl Lahir: Takalar, 16 Nopember 1954
Pekerjaan: Dosen Fakultas Syari’ah UIN Alauddin Makassar
Jabatan Fungsional: Guru Besar (Professor) Hukum Islam
Orang Tua:
- Ayah: H Habsyi Daeng Laja
- Ibu: Tjongkili Daeng Kebo
Isteri: Dra Hj Hartini Thahir MHI
Anak: empat orang
Pendidikan:
- SD 6 Tahun, di Mallaka, Takalar (1966)
- Madrasah Diniyah Ibtidaiyah (1965)
- Madrasah Muallimin Salaka (1966-1967)
- PGAN 4 Tahun Ujung Pandang (1969)
- PGAN 6 Tahun Ujung Pandang (1972)
- Sarjana Muda (BA) Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang (1975)
- Sarjana Lengkap Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang (1978)
- S2 Program Studi Ilmu Lingkungan, Jurusan Human Ecology, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta (1985)
- S3 Konsentrasi Syari’ah/Hukum Islam, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2001, Yudicium Cumlaude)
Pengalaman Kerja/Jabatan:
- Asisten Dosen pada Fak. Syari’ah IAIN Alauddin, 1977
- Sekretaris Lembaga Bahasa IAIN Alauddin,1979-1983
- Peneliti Part-Time pada PPSML-UI, Jakarta, 1984-1987
- Peneliti pada P3MP YIIS UNHAS-The Toyota Foundation, 1989-1990
- Kepala Balai Penelitian IAIN Alauddin, 1990-1995
- Sekretaris BP KKN/Wilayah Binaan IAIN Alauddin 1991-1995
- Pembantu Dekan I Fak. Syari’ah IAIN Alauddin, 1994-1997
- Pts. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin (Mei ’95 – Febr ’97)
- Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin, 1997-2000
- Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum IAIN/UIN Alauddin, Makassar (periode 2002-2006)
- Pembantu Rektor Bidang Akademik UIN Alauddin 2007-2011
- Tim Advokasi dan Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup PSL Unhas (2002-sekarang). (asnawin)
----------------
Komentar
Posting Komentar