'Aisyiyah adalah Penggerak Perempuan



PERINGATAN hari lahir atau milad seratus tahun (satu abad) 'Aisyiyah tingkat wilayah (provinsi) Sulawesi Selatan, yang digelar di Balai Prajurit Jend. M. Jusuf (eks. Balai Manunggal), Selasa, 27 Mei 2014, dihadiri langsung Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Prof Dr Chamamah Soeratno, serta sekitar seribu kader dan simpatisan Aisyiyah. (ist)






---------------


'Aisyiyah adalah Penggerak Perempuan



Aisyiyah adalah penggerak perempuan, bukan hanya di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah, melainkan juga di seluruh Indonesia. Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, telah mengabdi dan memberikan pencerahan kepada perempuan dan masyarakat Indonesia sejak seratus tahun silam.

“Memilih Muhammadiyah adalah sesuatu yang sangatlah penting, karena Muhamadiyah merupakan organisasi Islam yang besar, mencerahkan, modern, dan berkemajuan. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bukan hanya ada di Indonesia, melainkan juga hadir di mancanegara. Hal ini harus menjadi kebanggaan kita bersama," tandas Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Prof Dr Chamamah Soeratno.

Hal tersebut diungkapkan pada peringatan atau milad satu abad (seratus tahun) 'Aisyiyah tingkat provinsi Sulawesi Selatan, di Balai Prajurit Jenderal M. Jusuf, Makassar, 27 Rajab 1435 Hijriyah, yang bertepatan dengan Selasa, 27 Mei 2014.

Chamamah mengatakan, tantangan yang paling penting untuk diperhatikan adalah mengenai masalah regenerasi dalam organisasi 'Aisyiyah

"Bagaimana ‘Aisyiyah 10 tahun ke depan? Bagaimana ‘Aisyiyah 20 tahun ke depan? Itulah yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama. ‘Aisyiyah yang telah mengabdi selama 100 tahun terhadap agama dan bangsa ini, harus tetap eksis hingga akhir zaman,” tegasnya.

Dihadiri 1000 Kader

Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis, mengatakan, milad 'Aisyiyah tingkat provinsi Sulsel dihadiri oleh sekitar 1000 kader dan simpatisan 'Aisyiyah, yang terdiri atas pimpinan wilayah Muhammadiyah Sullsel, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah se-Sulsel, pengelola amal usaha ‘Aisyiyah se-Sulsel, (TK, SD, SMP, SMA, Panti Asuhan, pengelola rumah sakit), serta perwakilan organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang meliputi Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW), dan Nasyiatul Aisyiyah (NA).

“Momentum ini akan kami jadikan ruang refleksi gerak dan langkah dalam memasuki abad kedua eksistensi 'Aisyiyah. Banyak hal yang telah kami capai (di Aisyiyah Sulsel), tetapi masih banyak hal pula yang masih perlu kami benahi,” katanya.

Gubernur Sulsel yang diwakili Asistem Bidang Ekonomi, Muhammad Sidiq Salam mengatakan, di usianya yang ke-100 tahun ini, ‘Aisyiyah sudah matang mengabdi untuk negeri.

"Pada momentum inilah 'Aisyiah harus merancang kondisi masa depan untuk menjadi pijakan langkah ke depan. Pembinaan terhadap organisasi masyarakat menjadi salah satu alternatif yang harus diambil pemerintah demi kemajuan bangsa di masa depan," tuturnya.

Peringatan satu abad 'Aisyiyah diakhiri dengan acara penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba, antara lain lomba seni tari Islami dan alat pelajaran edukatif bagi guru TK/PAUD ‘Aisyiyah, lomba bagi guru dan anak didik TK,/PAUD Aisyiyah, lomba pawai dan gerak jalan SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah/‘Aisyiyah, Lomba Tertib Administrasi Majelis Dikdasmen ‘Aisyiyah se-Sulsel, serta pemeriksaan kesehatan dan pengajian bagi lansia. (win/r)

Komentar