Tiga Anggota KPU Sulsel Dipecat



Ketua PWPM Sulsel, Abdul Rachmat Noer, dan Sekretaris, Pantja Nurwahiddin, tertanggal 31 Januari 2009, menandatangani reshufle tiga pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel periode 2006-2010 yang kini menjadi komisioner KPUD Sulsel, yakni Dr Jayadi Nas (ketua), Ziaurrahman Mustari, dan Samsir A Rahim (anggota).

 
-----------------

Tiga Anggota KPU Sulsel Dipecat

- Dari Kepengurusan Pemuda Muhammadiyah Sulsel

 
Harian Berita Kota Makassar,
Selasa, 03-02-2009

MAKASSAR, BKM -- Tiga anggota KPU Sulsel dipecat dari kepengurusan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sulsel periode 2006-2010. Mereka adalah Dr Jayadi Nas (ketua), Ziaurrahman Mustari, dan Samsir A Rahim (anggota).

Dalam kepengurusan PWPM Sulsel, Jayadi Nas menjabat Wakil Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik, Ziaurrahman Mustari (Wakil Sekretaris Bidang Ekonomi) dan Samsir A Rahim (Anggota Bidang Politik dan Kebijakan Publik).

Nasib yang dialami Jayadi sebenarnya bukan saja direshufle dari kepengurusan PWPM Sulsel. Beberapa waktu lalu, Jayadi juga sudah ditarik dari kepengurusan di KNPI Sulsel. Keberadaan Jayadi di KNPI Sulsel atas nama PWPM Sulsel.

Surat keputusan me-reshufle ketiganya ditandatangani langsung Ketua PWPM Sulsel, Abdul Rachmat Noer dan Sekretaris, Pantja Nurwahiddin, tertanggal 31 Januari 2009. Reshufle berdasarkan hasil rapat pleno, 9 Januari 2009.

Keputusan mereshufle mereka dengan pertimbangan memberikan kesempatan untuk menjalankan tugas-tugasnya di KPU dan untuk berkhidmat bagi kepentingan bangsa dan negara. Surat reshufle sudah diterimanya, Senin (2/2).

Bagaimana tanggapan ketiganya? "Ini pasti ada kaitannya dengan tidak lolosnya Pantja di KPU Makassar," tuding Syamsir. "Putusan teman-teman terlalu emosional tanpa melihat persoalan secara jernih," ujar Ziaurrahman Mustari.

Sebenarnya, menurut Jayadi, sebelum SK reshufle diterimanya, ketiganya sudah sepakat untuk mengundurkan diri. Meski begitu, Jayadi mengaku, sangat menyayangkan putusan PWPM Sulsel. Soalnya, menurut dia, pihaknya selalu menjalankan program kerja dengan baik.

"Oleh karena PWPM Sulsel mendukung Pak Iskandar Tompo yang merupakan representasi dari Pemuda Muhammadiyah Sulsel, maka kami mengundurkan diri. Kami tidak ingin dicurigai tidak netral dalam Pemilu nanti," jelas Dosen Fisipol Unhas ini.

"Sebelum direshufle, ketiganya sudah saya nasihati agar mundur dari kepengurusan untuk menjaga netralitas selaku penyelenggara. Sebab, ada Iskandar Tompo yang didukung Pemuda Muhammadiyah," tambah anggota KPU Sulsel lainnya, Lomba Sultan.

Dukungan Pemuda Muhammadiyah ke Iskandar Tompo selaku calon anggota DPD, menurut Jayadi, secara langsung menandakan bahwa Pantja Nurwahiddin sudah tidak netral lagi. "Dia dipastikan dicoret dari 10 besar calon anggota KPU Makassar," katanya. (R5)

Komentar