Masjid Taqwa dan Pemandangan Indah di Enrekang


MASJID TAQWA Enrekang diurus dan dikelola oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Enrekang, Sulawesi Selatan. Masjid ini terletak di jantung kota Enrekang, tepatnya setelah jembatan Sungai Mata Allo dan berhadapan dengan kantor Bank BRI Cabang Enrekang. Lantai satu masjid dipergunakan sebagai Gedung Serba Guna, sedangkan lantai dua digunakan untuk shalat berjamaah. Di areal yang sama, digunakan pula untuk Panti Asuhan Ridha dan TK ABA Enrekang. (int)


---------------

Masjid Taqwa dan Pemandangan Indah di Enrekang


Oleh: Asnawin


Kabupaten Enrekang di Sulawesi Selatan, kalah populer dibandingkan tetangganya Kabupaten Tana Toraja, tetapi jalan darat terdekat dari Kota Makassar menuju Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara harus melewati Kabupaten Enrekang.

Saat melewati Enrekang menuju Tana Toraja pada siang hari, setidaknya ada dua hal yang kita lihat dan alami, yaitu pemandangan nan indah Gunung Nona atau Buttu Kabobong yang bentuknya unik, dan jalan berkelok-kelok di ketinggian yang salah satu sisinya terdiri atas tebing, sedangkan sisi lain adalah jurang yang curam.

Ketika berada di jalan berkelok-kelok itulah, kita bisa menyaksikan pemandangan indah Gunung Nona atau Buttu Kabobong dan pemandangan indah di sekitarnya. Pemandangan tersebut dapat disaksikan sambil menikmati sejuknya cuaca dan sambil makan dan minum di kios-kios yang jumlahnya cukup banyak di tepi jalan.

Pemandangan indah gugusan Gunung Nona dan Gunung Bambapuang (yang memiliki ketinggian 1.157 meter di atas permukaan laut) dengan latar depan rumah, kantor, dan pusat keramaian kota Kabupaten Enrekang, juga dapat dilihat dari lantai dua Masjid Taqwa Enrekang yang terletak di pusat kota Kabupaten Enrekang.

Masjid Taqwa Enrekang diurus dan dikelola oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Enrekang, Sulawesi Selatan. Masjid ini terletak di jantung kota Enrekang, tepatnya setelah jembatan Sungai Mata Allo dan berhadapan dengan kantor Bank BRI Cabang Enrekang.

Lantai satu masjid dipergunakan sebagai Gedung Serba Guna, sedangkan lantai dua digunakan untuk shalat berjamaah. Di areal yang sama, digunakan pula untuk Panti Asuhan Ridha dan TK ABA Enrekang.


Gunung Bambapuang

Selain Gunung Nona atau Gunung Buttu Kabobong yang terkenal karena bentuknya yang unik, di Enrekang juga terdapat Gunung Bambapuang yang memiliki ketinggian 1.157 meter di atas permukaan laut.

Jika beruntung, kita bisa menyaksikan panorama sunrise dan sunset yang memukau dari lereng gunung ini. Saat itu, bola matahari yang berwarna kemerahan tampak begitu jelas. Di lereng gunung ini pula, terdapat sejumlah bunker milik tentara Jepang.

Menurut mitos dan legenda yang diyakini masyarakat setempat, Gunung Bambapuang adalah tempat dimana pemerintahan dan peradaban manusia di Sulawesi Selatan, bermula. Tempat itu persisnya berada di Lura Bambapuang, salah satu kawasan yang dialiri Sungai Saddang -- sungai terpanjang di Pulau Sulawesi.

Orang-orang Bugis menghormati tempat tersebut dan menyebutnya tana rigalla tana riabbusungi (negeri suci yang dihormati). Bahkan hingga kini, masyarakat Toraja yang merupakan tetangga dari daerah ini, selalu menyerahkan sekerat daging bagi leluhurnya di Bambapuang setiap kali mereka menggelar pesta.


Bambapuang adalah nama salah satu desa dimana tebing Bambapuang berada, secara administrative, Desa Bambapuang berada dalam wilayah Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Kondisi geografis Bambapuang adalah wilayah pegunungan yang didominasi oleh hamparan batu gamping yang membentuk bukit-bukit terjal.

----------------
TEBING BAMBAPUANG. Pada bagian selatan Gunung Bambapuang terdapat tebing dengan ketinggian rata-rata 80-150 meter. Keberadaannya telah menjadi kiblat kegiatan panjat tebing yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air. Tercatat lebih dari 30 tim telah mendatangi tempat ini. (int)
-----------------

Dulu, daerah penghasil buah salak ini dinamakan 'negeri seribu gua'. Sedikitnya ada 20 buah gua di daerah ini yang memang menawarkan pemandangan eksotis. Salah satu gua yang terkenal dengan stalaktit dan stalakmitnya adalah Gua Bubau, yang terletak di Asaan Baraka. Selain itu, ada pula Gua Pusallo yang berlokasi di Limbuang Maiwa, serta Gua Tappa di Maiwa. Gua-gua tersebut sangat menarik untuk ditelusuri oleh para petualang.

Kabupaten Enrekang yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja di sebelah utara, Kabupaten Luwu di bagian timur, Kabupaten Sidrap di sebelah selatan, dan Kabupaten Pinrang di sebelah barat, memiliki wilayah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian antara 70 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut. Salah satu gunung yang terkenal adalah Gunung Latimojong yang memiliki ketinggian 3.239 meter di atas permukaan laut, dan merupakan gunung tertinggi di Sulawesi Selatan.

Enrekang juga memiliki beberapa sungai besar seperti Sungai Tabang, Sungai Mata Allo, Sungai Mamasa, dan Sungai Saddang. Sungai Saddang yang melewati pusat kota Enrekang dan mengalir menuju Selat Makassar merupakan salah satu ajang rafting yang mulai diminati. Derasnya arus sungai serta medan yang berat menjadi tantangan tersendiri bagai para pencinta olahraga air untuk menaklukkan Sungai Saddang.

Hal lain yang layak dinikmati dari bumi Enrekang adalah air terjun dan kolam renang alami. Air terjun Lewaja yang berada sekitar empat kilometer ke arah selatan kota Enrekang merupakan tempat relaksasi yang sangat alami. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi oleh warga Enrekang maupun mereka yang datang dari luar Enrekang. Lewaja juga dikenal sebagai tempat suci yang dipakai untuk ritual mandi bersama masyarakat Enrekang sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Enrekang juga menjanjikan kepuasan bagi para penyuka flora, utamanya anggrek. Beragam jenis anggrek tumbuh dan terpelihara dengan baik di sini. Sebut saja misalnya, anggrek bulan, anggrek kalajengking, bahkan jenis anggrek langka seperti anggrek hitam pun masih bisa ditemui. Sementara binatang yang dilindungi seperti monyet dan kerbau kerdil hidup bebas di kaki-kaki perbukitan.

Budaya Enrekang bervariasi dan kaya akan percakapan serta kata-kata santun. Ia terletak di antara kelompok etnik Sulawesi Selatan yakni Toraja, Luwu, Bugis, dan Mandar.

Masyarakat di daerah berhawa sejuk ini juga mengenal tradisi Maccera Manurung. Upacara adat ini hanya dilakukan delapan tahun sekali selama empat hari berturut-turut. Tak heran, jika perhelatan ini akan digelar, banyak warga Enrekang di perantauan menyempatkan diri pulang kampung untuk menyaksikan upacara ini.

Objek Wisata Lain di Enrekang

 --------------
GUNUNG NONA atau Buttu Kabobong di Kabupaten Enrekang menjadi terkenal karena bentuknya unik dan menjadi pemandangan tetap setiap melawati jalan darat dari dan ke Tana Toraja. (int)
----------------- 

Selain Gunung Nona dan Gunung Bambapuang, Enrekang juga memiliki banyak objek wisata yang tidak jalah menariknya untuk diketahui dan dikunjungi, antara lain Situs Tontonan, bunker Jepang, situs Batu Tondon, Sapo Kaluppini (Rumah Kaluppini), Maccerang Manurung Palipada, dan Bola Battoa (Rumah Besar).

Situs Tontonan yang dulu dikenal dengan serambi mayat merupakan situs peninggalan prasejarah dimana terdapat mandu atau erong sebagai wadah kubur pada zaman sebelum masuknya Islam Situs terletak di Tontonan Kel.Tanete Kec.Anggeraja 27 Km dari Kabupaten Enrekang .Kawasan Ini juga menjadi pusat kegiatan panjat tebing yang dilengkapi sarana Outbond lainnya

Bunker Jepang (Nippon) adalah benteng pertahanan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menghadapi tentara sekutu dan tentara perjuangan indonesia yang banyak di temukan di sekitar Gunung Bambapuang 16 Km dari Kota Enrekang

Situs Batu Tondon terletak di Tondon, Desa Tongkonan, Kecamatan Enrekang sekitar 20 Km dari kota Enrekang terdapat hamparan baru gamping seluas 300 m dimana terdapat goresan berbagaia bentuk, batu berlubang yang berjumlah 56 buah yang diyakini merupakan peninggalan masa prasejarah di atas hamparan batu itu terdapat mesjid tua yang berumur ratusan tahun.

Sapo Kaluppini (Rumah Kaluppini) adalah rumah adat di desa Kaluppini kecamatan Enrekang digunakan sebagai tempat pelaksanaan adat Maccerang Manurung yang diadakan sekali dalam 8 (delapan) Tahun.

Maccerang Manurung Palipada adalah pesta adat yang diadakan sekali dalam 8 Tahun di Desa Kaluppini Kec.Enrekang , 9 Km dari Kota Enrekang

Bola Battoa (Rumah Besar) adalah rumah adat di Lembong, Desa Rangga, Kecamatan Enrekang. Rumah ini berusia kurang lebih 200 tahun dan dalam keadaan terawat dan terpelihara secara turun temurun.


Sumber:

1. http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-1861-detail-seabad-miladiyah-muhammadiyah-masjid-taqwa-muhammadiyah-enrekang-berbenah.html
2. http://arsiptravel.blogspot.com/2013/04/keindahan-alam-gunung-nona-di-bumi.html
3. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/73/name/sulawesi-selatan/detail/7316/enrekang
4. http://enrekang.com/2012/08/bambapuang-tebing-terjal-penuh-pesona-incaran-pemanjat-tanah-air/

Komentar