Unismuh Tonggak Sejarah Lahirnya LP3 Muhammadiyah



RAKORNAS. Foto atas: Rektor Unismuh Makassar Dr Abdul Rahman Rahim memberikan sambutan pada pembukaan Rakornas LP3M, di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Jumat malam, 28 Oktober 2016. Foto bawah: Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel/Ketua BPH Unismuh Makasar Dr HM Syaiful Saleh (paling kiri), Asisten III mewakili Gubernur Sulsel, Sidik Salam (kedua dari kiri), dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir. (ketiga dari kiri). (Foto-foto: Asnawin) 
 

---------




Unismuh Tonggak Sejarah Lahirnya LP3 Muhammadiyah


Kehadiran Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren (LP3) Muhammadiyah merupakan amanah hasil Muktamar ke-47 Muhammadiyah, di Unismuh Makassar, pada 3-8 Agustus 2015.
            “Unismuh Makassar menjadi tonggak sejarah lahirnya Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah,” kata Ketua LP3M Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Maskuri.
Hal itu dikemukakan pada pembukaan Rakornas Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M), di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Jumat malam, 28 Oktober 2016.
            Rakornas LP3M yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, mengusung tema: “Menuju Pondok Pesantren Muhammadiyah yang Berkemajuan sebagai Pusat Kader Ulama.”
Maskuri mengatakan, Rakornas LP3M dihadiri sekitar 300 peserta, terdiri atas pengurus LP3M Pimpinan Pusat Muhammadiyah, konsultan ahli, tim pengembang, majelis dan lembaga Muhammadiyah tingkat pusat, serta pengurus LP3M pimpinan wilayah Muhammadiyah se-Indonesia.
            “Rakornas juga dimaksudkan mendiskusikan hal-hal strategis untuk mengembangkan Pondok Pesantren Muhammadiyah ke depan dan juga melalui Rakornas ini perlu ada pencerahan dalam pengelolaan pesantren, melalui seminar internasional tentang tajdid peradaban dan ilmu pengetahuan, membangun kemandirian dan kerjasama regional pendidikan Islam,” papar Maskuri.
            Rektor Unismuh Makassar, Dr Abdul Rahman Rahim, juga berharap pondok pesantren Muhammadiyah dapat dikelola secara modern dan profesional.
“Kalau dikelola secara profesional dan moder, maka pondok pesantren tentu bukan momok bagi masyarakat. Sebaliknya, masyarakat akan merasa rugi ketika anak-anak mereka tidak masuk ke pesantren Muhammadiyah,” kata Rahman.
Pembukaan Rakornas Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah turut dihadiri Gubernur Sulsel diwakili Asisten III Sidik Salam, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang juga Ketua Badan Pembina Harian Unismuh Makassar, Dr HM Syaiful Saleh, mantan Rektor Unismuh Makassar Prof Irwan Akib, Ketua Harian Partai Golkar Pusat yang juga Pelaksana Tugas Ketua Partai Golkar Sulsel Nurdin Halid, serta sejumlah undangan. (win)


Komentar