Muhammadiyah Utus Iskandar Tompo, Tionghoa Anton Obey


Khusus dari kalangan Muhammadiyah, ternyata sudah punya calon sendiri yang diputuskan secara resmi melalui rapat pleno pengurus. Calon Muhammadiyah itu adalah HA Iskandar Tompo. Sebagai bukti dukungan atas Iskandar Tompo, Ketua Muhammadiyah Sulsel Baharuddin Pagim bersama Sekretaris Alwi Uddin, turut mendampingi Iskandar saat mendaftar ke KPU.


------------------



Muhammadiyah Utus Iskandar Tompo, Tionghoa Anton Obey


Oleh: Bahar Moenta
Harian Fajar, 15 Juli 2008

MAKASSAR -- Pendaftaran calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulsel malam tadi, resmi ditutup pukul 00.00 WITA Dari pendaftar yang masuk, bisa dipastikan bahwa persaingan untuk memilih empat orang bakal berlangsung ketat, meski pendaftarnya menurun jika dibandingkan Pemilu 2004.

Sebagai catatan, pada Pemilu 2004 lalu, jumlah pendaftar sebanyak 131 orang, kendati yang lolos dan berhak ikut penjaringan ke KPU pusat hanya 48 orang dan akhirnya peserta Pemilu 2009 44 orang. Sementara pendaftar untuk Pemilu 2009, hingga deadline pengajuan berkas hanya 40 orang.

Apakah penurunan jumlah pendaftar DPD itu juga memudahkan para calon? Belum pasti. Itu karena empat calon anggota DPD RI asal Sulsel yang terpilih pada Pemilu 2004, masih kembali mencalonkan diri. Di sisi lain, ada juga calon “kelas berat” yang ikut maju.

Belum lagi calon-calon baru yang diyakini mempunyai massa riil. Baik dari pengurus partai yang ikut di jalur DPD, maupun perwakilan dari elemen masyarakat yang juga memiliki massa kuat. Hanya saja, itu tadi, jika berhitung jumlah pada Pemilu 2004 lalu, jelas peminat kursi legislator untuk Pemilu 2009 mendatang, jelas menurun.

Lalu, siapa saja yang akan bersaing? Empat anggota DPD yang kembali bertarung itu adalah HM Aksa Mahmud, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, Ishak Pamumbu Lambe, dan Benyamin Bura.

Sementara, nama-nama yang menjadi rival kuat empat calon tersebut, antara lain, pemain lama; Arman Arfah dan Nurhayati Azis. Arman selama ini dikenal memiliki basis kuat di kalangan Koperasi dan UKM. Sedangkan Nurhayati dari kalangan Muhammadiyah, khususnya Aisiyah.

Hanya saja, khusus dari kalangan Muhammadiyah, ternyata sudah punya calon sendiri yang diputuskan secara resmi melalui rapat pleno pengurus. Calon Muhammadiyah itu adalah HA Iskandar Tompo.

“Muhammadiyah memang punya utusan khusus dan itu berdasarkan rekomendasi resmi dari pleno pengurus,” ungkap Ketua PW Muhammadiyah Sulsel, KH Baharuddin Pagim kepada Fajar, malam tadi.

Menurut dia, adanya wakil Muhammadiyah di DPD merupakan instruksi pusat. Bahkan, pengurus wilayah dipanggil khusus ke Jakarta untuk hal tersebut.

“Kita sudah tetapkan Pak Iskandar Tompo. Meski juga sudah ada Nurhayati Azis dari Aisiyah, tapi yang direkomendasi hanya satu orang,” ujarnya.

Baharuddin berharap, adanya dua kader Muhammadiyah tidak membuat suara pecah. Kalau memang tidak bisa dua-duanya, paling tidak ada salah satunya.

Sebagai bukti dukungan atas Iskandar Tompo, Baharuddin Pagim bersama Sekretaris Alwi Uddin, turut mendampingi Iskandar saat mendaftar ke KPU malam tadi. Selain itu, juga tampak Rektor Unismuh Dr Irwan Akib, Ketua Bidang Kader Yose Rizal, Ketua Tim Syamsuriadi, dan sejumlah kerabat lainnya.

Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas yang menerima pendaftaran Iskandar Tompo mengatakan, saat mendaftar, mantan anggota DPRD Sulsel itu belum melampirkan beberapa berkas yang dibutuhkan.

Misalnya, surat pencalonan, surat keterangan dari kepolisian bahwa tidak sedang tersangkut kasus pidana, dan rekam medis asli. Namun, ketua timnya berjanji akan segera memasukkannya, Selasa, hari ini.

Saat menerima pendaftaran, Jayadi didampingi anggota KPU lainnya, Samsir dan Lomba Sultan. Iskandar Tompo menyerahkan 3.097 dukungan yang tersebar di 20 kab/kota.

Selain Iskandar Tompo, elemen masyarakat lainnya yang punya utusan khusus adalah kalangan masyarakat Tionghoa, yakni Anton Obey.

Anton Obey juga diantar sejumlah pendukungnya. Misalnya, Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Opu Sidik, tokoh Tionghoa Tony Gozal, Piter Gozal, Willianto Tanta, Raymond Arfandy, Yongris, Arwan Tjahjadi, dan sejumlah tokoh Tionghoa lainnya.

Bahkan, calon walikota Makassar, Ilham Alim Bachrie dan pasangannya Herman Handoko juga turut mengantar. Ketua Bappilu PDK Makassar, AM Riyadi juga ikut mengantar.

Pendaftaran pasangan ini, dimeriahkan atraksi barongsai. Anton Obey mengatakan, dirinya maju karena dorongan berbagai pihak. Tidak hanya tokoh Tionghoa, tetapi juga dari elemen masyarakat lainnya. Termasuk LSM.

Dukungan Anton sebanyak 7.530 orang pada 22 kabupaten kota. “Dorongan itu lahir karena pandangan bahwa sudah saatnya berperan aktif untuk mengatasi persoalan bangsa,” ujarnya, usai mendaftar.

Bagi Anton, keputusannya untuk maju sebagai calon DPD juga untuk menunjukkan bahwa warga Tionghoa itu tidak eksklusif. Karena itu, ia juga mengakui bahwa dirinya maju sebagai sebuah fenomena baru. “Saya maju, jangan dilihat sebagai etnis Tionghoa, tetapi sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” katanya.

Ketua Forum Komunikasi Pemuda Indonesia Tionghoa (FKPIT), Fidel Tandiari menambahkan, pihaknya sangat berharap Anton Obey bisa lolos. Dengan begitu, kata dia, Anton bisa mewakili kalangan pengusaha untuk sama-sama membangun negeri ini. “Mudah-mudahan dari empat anggota DPD yang terpilih nanti, salah satunya adalah Pak Anton Obey,” ujarnya.

Penasihat FKPIT, Willianto Tanta menambahkan, Anton Obey didukung karena cukup memasyarakat. Selama ini, ia juga terbukti bisa diterima semua kalangan.

Selain nama-nama tersebut, masih ada pendaftar lain yang juga tidak kalah peluangnya. Misalnya, Saleh Rahim, pemilik Kopi Jaya. Saleh saat mendaftar diantar sejumlah pendukungnya. Termasuk corporate lawyernya Ridwan J Silamma.

Demikian juga, ada nama seperti Litha Brent, AM Hasan Sayuthi, Surya Darma, Iqbal Parewangi, dan beberapa nama lainnya. (cm1-cm2)

Komentar